Selasa, 02 Oktober 2018

DERITA PAPUA, DERITA INDONESIA ?

source : https://suarapapua.com/2017/12/11/menemukan-landasan-penjajahan-atas-papua/


Setelah beberapa bulan hiatus dari dunia blogging akibat waktu gawai dan beberapa kesibukan yang tak bisa di kompromikan, saya akan kembali menyambangi beranda ini dan siap mengisinya dengan tulisan yang sudah lama saya buat tetapi baru rampung sekarang. Okelah, saya luangkan waktu untuk menulis kembali demi kepuasan pribadi terkhusus lagi jika tulisan saya ada kebermanfaatannya untuk seluruh warganet di bumi. Heuheuheu...

Kali ini topik yang saya ingin angkat ialah problematika di bumi Papua, tetapi saya akan coba mengagregasi pembahasannya kepada fakta sejarah freeport masuk ke Papua, bukan hanya terkait persoalan ekonomi politik saja melainkan melingkupi sosial – kultural dan sistem kapitalisme yang menggrogiti rahim papua. sila baca!


Tanah Surgawi yang di eksploitasi
Dalam semarak dan gegap gempita perhelatan akbar asian games yg berlangsung di tanah surgawi ini, izinkan saya mengatakan kepada mereka yang sedang merayakannya bahwa di negeri bagian timur sana belum tentu mereka semua menikmati perhelatan akbar tersebut. Seperti apa yang kita ketahui, pengetahuan publik “terutama kita yang tinggal di jawa” memang minim sekali pengetahuan tentang papua. Papua merupakan kepulauan dengan sumber daya alam terbesar di indonesia. Bahkan tak hanya alamnya, melainkan sumber daya mineral dan emasnya pun melimpah ruah. Disana terdapat gunung emas yang menjadi ibu dari sebagian suku pegunungan wilayah papua. Tetapi apakah rakyat papua merasa sejahtera ? apakah rakyat papua menggenggam kedaulatannya ? menilik dari fakta sejarah di negeri ini, banyak rakyat papua yang mengalami diskriminasi dan di represi  hingga dirampas tanah – tanahnya dan perampasan ruang hidup lainnya baik yang dilakukan oleh kapital maupun negara, bahkan dengan dalih menyediakan lapangan pekerjaan bagi warganya. Membiarkan orang – orang papua sana terhempas secara perlahan di tanahnya sendiri. Belum lagi membahas tentang sistem kapitalisme yang menggerogoti hampir seluruh wilayah papua di tengah – tengah kondisi kolonilaisme baru yang hanya menguntungkan segelintir elit.
Berbicara tentang kolonialisme, tanah papua merupakan tanah yang strategis untuk di manfaatkan dan eksploitasi demi kesejahteraan kaum kapitalis. Menurut buku paharizal & ismanto dalam bukunya Freeport dan fakta-fakta yang di sembunyikan, berawal dari dokumen dozy (seorang geologiawan) yang ketika itu sedang melakukan riset penelitian di pegunungan cartenz pada tahun 1936. Ketika itu ia mendokumentasikan temuannya yang spektakuler melalui catatatannya dan menyebut gunung itu sebagai gunung Ertsberg. Berbekal catatan dari dozy, Forbes Wilson (Dirut Freeport sulphur company) kala itu melakukan survey untuk meyakinkan apakah temuan dari dozy itu benar, dan ternyata temuannya itu membuatnya gila. Gunung itu berisikan harta karun terbesar di dunia, yang disebutnya sebagai gunung emas. Wilson akhirnya menancapkan cakar freeport untuk membuat hagemoni di tanah papua. Itulah sejarah awal kolonilaisme masuk di bumi papua.


Akumulasi Kapital di Perut Papua
Indonesia merupakan negeri yang dikaruniai Tuhan dengan berbagai kekayaan dan keindahan alam yang begitu melimpah. Salah satunya ialah gunung Garsberg dan Ersberg di tanah papua yang di dalamnya terkandung emas, tembaga, uranium, dan berbagai bahan tambang mineral lainnya. Kekayaan itulah yang membuat Amerika jatuh hati dan bernafsu ingin menguasainya. Berdasarkan informasi yang di himpun dari buku pahrizal dan ismantoro, freeport telah menambang emas dari tanah papua sebanyak 724,7 ton. Dan jika emas sebanyak itu dibagikan ke 240 juta penduduk indonesia, maka tiap jiwa akan mendapatkan kurang lebih 3 ton emas. Sungguh luar biasa bukan, seandainya freeport dinasionalisasikan seperti apa yang di canangkan Bung Karno lewat ekonomi berdikarinya sudah di pastikan rakyat kita akan sejahtera terkhusus rakyat Papua. tetapi patut disayangkan hal itu sulit untuk di realisasikan mengingat ada kontrak karya yang mengikat hingga tahun 2041 yang pada saat itu di spakati oleh rezim orde baru. Semua itu bak mimpi di siang bolong. Kini yang menikmati hanya negara, imperialis, dan tokoh – tokoh kunci struktural. Bagaimana dengan rakyat Papua ? tak ada yang berubah, semua tanahnya telah di aneksasi oleh setan Tanah yang bernama Freeport. Perutnya dikeruk hingga habis, tapi keuntungan yang dirasakan hanya kepada mereka para pemodal.

Papua yang di Anak Tirikan
Selang satu bulan saya menulis ini ialah bulan dimana hari kemerdekaan indonesia di proklamirkan. Tapi apakah rakyat indonesia benar-benar merdeka 100% ? bagi mereka yang sedang merayakan seremonial 17 agustusan di daerahnya masing-masing, coba kita lihat apakah di negeri bagian Timur (Papua) sana sudah terlihat merdeka ? saya rasa kita belum sepenuhnya merdeka karena tingkat pendidikan dan kemiskinan masih rendah. Program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan hanya menjadi makna kiasan, nyatanya masih banyak daerah – daerah yang mengalami keterbelakangan, baik secara ekonomi maupun pendidikan. Contohnya di Papua, menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tingkat kemiskinan di papua mencapai 27,4% per maret 2018 jauh lebih tinggi dibanding di DKI Jakarta (3,57%). Hal itu di perkuat dari Hasil Survei Sosial Ekonomi (Susenas) per Maret 2018 yang menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin di papua mencapai 917,63 ribu orang, meningkat apabila dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2017 (897,69 ribu) orang.
Fenomena kemiskinan di papua ini diakibatkan karena tingginya disparitas antara kota dan pedalaman. Lantas apa solusinya ? apa yang perlu dibenahi ? dibalik peran pemerintah mengupayakan pembangunan infrastruktur di wilayah papua, ini perlu di apresiasi. Tetapi apakah sudah tepat sasaran ? karena infrastruktur yang ada di pedalaman di banding dengan di kota sangat kontradiktif. Di pedalaman masih sangat minim infrastruktur seperti jembatan, jalan, pasar, maupun sekolah, padahal infrastruktur merupakan salah satu faktor penunjang aktivitas perekonomian di daerah. Minimnya infrastruktur ini membuat mereka yang berada di pedalaman tak mampu melakukan aktivitas ekonomi sehingga sulit mengembangkan kompetensi diri. Penulis patut mengapresiasi usaha yang dilakukan pemerintah dalam membangun tol laut, jalur trans papua, hingga BBm menjadi serumpun. Tetapi yang di butuhkan bukan itu. Yang di butuhkan orang-orang papua pedalaman ialah seperti lapangan pekejaan, tanah untuk becocok tanam, jalan untuk akses ke sekolah, tenaga pendidik yang kompeten, dan yang terpenting ialah sekolah – sekolah di tingkatkan. Jika, itu semua sudah terpenuhi saya rasa orang-orang disana akan mengalami peningkatan taraf hidup. Pendidikan sangat mempengaruhi sosio-ekonomi di suatu daerah. Lewat pendidikan orang-orang disana dapat terbebas dari penjajahan, baik oleh kapital maupun negara.
Namun fakta yang memilukan tatkala hasil potret dari BPS menyebutkan sekitar 16,99 persen penduduk miskin usia 15-24 tahun buta huruf. Faktor utama yang menyebabkan hal itu karena minimnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Hal itu diperparah karena infrastruktur untuk pergi ke sekolah-sekolah tidak terfasilitasi dengan baik oleh pemerintah, sehingga anak-anak yang ingin sekolah disana harus berjalan kaki lewat hutan belantara ataupun menaiki sampan lewati sungai untuk dapat bersekolah. Lantas pro kepada siapakah pemerintahan ? kalangan elit dan pemodal saja kah ? miris!

Kemerdekaan Milik Siapa ?
Kemerdekaan ialah hak segala bangsa, oleh karenanya setiap warga yang ada di nusantara ini harus terbebas dari penjajahan. Tetapi fakta kita temukan di bagian timur sana masih terselip bentuk penjajahan pasca kolonialisme. Negara kita masih di dikte oleh imperialis. Freeport masih berdiri gagah dan mengeruk hasil dari bumi pertiwi ini. Emas, tembaga, nikel, dan bahan tambang lain telah di raup oleh perusahaan milik Amerika tersebut sejak tahun 1967 hingga saat ini.
Menurut Leon Trotsky bahwa lemahnya kelas borjuis domestik negara-negara pasca kolonial, disebabkan oleh dominasi imperialisme asing dalam memenetrasikan kepentingannya di negara jajahan dengan cara memanfaatkan sistem feodalisme yang ada, sementara itu perkembangan kapitalisme domestik disumbat. Walaupun diberi kesempatan untuk muncul, kapitalisme domestik biasanya akan mengalami tekanan yang hebat dari imperialis asing dan kekuasaan feodal. Bukti feodalisme di tanah papua masih terjadi, ketika rakyat disana hanya dijadikan budak dan diberlakukan semena-mena untuk kepentingan freeport. Beberapa kasus yang menimpa buruh freeport seperti kecelakaan kerja yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, ada sekitar 28 pekerja  di tambang bawah tanah di pusat pelatihan keselamatan dimana tak ada satu pihakpun yang bertanggung jawab, juga permasalahan kerja yang menewaskan 4 orang sekaligus di area tambang PT Freeport, Belum lagi kasus (furlough) atau merumahkan pekerja sampai batas waktu yang tidak di tentukan, hingga PHK secara sepihak  yang menandakan sistem feodalisme masih terjadi. Hal ini memicu buruh pabrik melakukan mogok kerja dan mengadukan kasus ini ke kementrian ketenagakerjaan, namun kasus ini tak kunjung menemui titik terang dan berlarut-larut tak ada kejelasan hingga saat ini. Apa yang kita lihat adalah fakta bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia belum termanifestasi dengan baik, saudara kita di bagian timur sana adalah contoh nyata ketertindasan yang dilakukan oleh sistem kapitalisme.
 
 
Literatur : 

Selasa, 03 Juli 2018

“MARADONA, SOSIALISME, DAN TOKOH REVOLUSIONER”

                                                Kredit Foto : http://www.marca.com

Saat ini, jutaan pasang mata dunia tengah tertuju di negara dengan basis sosialis terbesar di dunia. Yaa.. Uni soviet atau sekarang dikenal dengan nama Rusia. Eits tapi tunggu dulu.. kali ini saya tidak sedang membahas soal Piala Dunia. Baru – baru ini ada tingkah nyeleneh seorang legenda sepakbola dunia terkhusus Argentina, yang tertangkap kamera sedang ngelepus di tribun VIP saat menonton pertandingan Argentina kontra Islandia yang berkesudahan tanpa pemenang. YAA.. dia adalah Diego Armando Maradona si empunya gol tangan Tuhan. Penulis tertarik membedah sisilain kehidupan El Diego dari berbagai spektrum, baik dari historis (perjalanan karir) hingga  pandangan politiknya. Memang sepakbola takbisa terlepas dari sisi politik, maka dari itu simak ulasannya di bawah ini.

  • Lahirnya Gol Tangan Tuhan
Dalam narasi besar dunia si kulit bundar, nama Diego Armando Maradona merupakan sosok  pemain sepakbola terbaik di eranya. Pemain yang kerap disapa maradona tersebut lahir pada tanggal 30 oktober 1960 di Villa Fiorito, salah satu kawasan terkumuh dan termiskin di Buenos Aires Argentina. Sepak terjangnya dalam arena lapangan hijau berawal pada usia 9 tahun. Puncak karir terbesarnya ketika ia menjadi pahlawan kala membawa Argentina menjadi juara piala dunia tahun 1986 di meksiko. Saat itu terciptalah gol yang penuh kontroversial, diego berhasil menceploskan bola ke gawang negara Ratu Elizabeth tersebut dengan menggunakan lengannya, hal yang mungkin sangat mustahil dilakukan kembali di era sepakbola modern saat ini. Sejak saat itulah, Gol itu disebut “Gol tangan Tuhan”.

  • Sisi Lain Sang Maestro
Maradona sejak kecil tumbuh dengan latar belakang keluarga yang miskin. Ia ditempa dengan berbagai persoalan sosial ekonomi yang menyebabkan dirinya kerap melakukan perlawanan terhadap kaum elit. Ia pun aktif dalam kegiatan dalam kegiatan sosial dan politik. Maradona pernah berujar “jika suatu hari angkatab bersenjata kami harus mempertahankan negeri ini, maka aka ada prajurit bernama Maradona. Karena pertama dan terutama sekali, saya seorang Argentina. Sikap nya tersebut menisbikan ia sebagai seorang yang nasionalis, nasionalis yang menentang segala bentuk imperalisme Amerika. Mantan pemain Boca Junior dan Napoli itu pernah mengungkapkan kebenciannya secara lantang pada Amerika Serikat dan menghujat George W Bush dengan mengatakan manusia sampah serta menggunakan kaos bertuliskan “Hentikan Bush” dalam aksi protesnya.

  • Maradona dan Tokoh Revolusioner
Perkenalan Maradona dengan dunia politik terjadi ketika ia berkunjung ke Kuba. Ia pun sangat antusias dan menyukai kedamaian negara Kuba dengan ideologi sosialismenya. Ia pengagum berat Ernesto Che Guevara dan Fidel Castro. Kekagumannya kepada kedua tokoh revolusioner tersebut ia manifestasikan dengan merajah tubuhnya dengan tatto berwajah Che di lengan dan Castro di kakinya. Tak hanya kedua tokoh kiri tersebut, ia juga pengagum sosok presiden venezuela, Hugo Chavez. Ia mengatakan “ Saya percaya Chavez, saya seorang Chavista” ujar si pemilik no punggung 10 itu di timnas Argentina. Ideologi sosialis menjadi seperti menjadi pandangan dalam hidupnya. Kedekatannya pada pemimpin revolusioner Kuba, membuat ia kerap mengunjungi Castro. Pada tahun 2001 Maradona kembali bersua dengan Castro di Havana, mereka saling bercengkrama dan membicarakan soal sepak bola dan politik. Pemain dengan kaki kidal itu juga mendonasikan royalti otobiografinya yang bertajuk yo soy el diego yg jika di terjemahkan dalam bahasa indonesia artinya “Saya Diego” kepada rakyat Kuba.

  • ·Pengaruh Castro Atas Hidup Maradona
Mungkin semua orang bertanya – tanya mengapa Diego sangat akrab dengan tokoh kiri Kuba tersebut ? ada fakta menarik yang mungkin tersimpan dari si pemilik gol tangan Tuhan tersebut. Maradona memang sangat mengagumi sosok Castro dengan kisah heroiknya menumbangkan rezim Batista yang otoriter kala itu. Selain satu pandangan politik, Maradona pernah ditolong oleh Fidel pasca ia telah gantung sepatu dari dunia sepakbola profesional. Seperti yang telah kita ketahui Maradona pernah terkena kasus obat – obatan terlarang, akibatnya kondisi tubuh dan fisiknya tak lagi bugar seperti dulu, hingga dirinya harus menjalani perawatan intensif untuk memulihkan tubuhnya. Pada saat itulah Castro datang untuk menyelamatkan nyawa karibnya itu dengan bantuan dokter handal milik kuba. Pada akhirnya Castro meyelamatkan hidup sahabtnya itu.  “Fidel Castro membuka pintu bagi saya menuju Kuba, di saat negara saya (Argentina) tidak peduli dengan apa yang saat itu saya alami” ujar mantan pelatih Argentina yang gemar menghisap cerutu itu.

  • Epilog
Sebagai Epilog dari tulisan saya, terlepas dari sikap kontroversialnya. Baik di dalam maupun di luar lapangan, ia adalah salah satu pesepak bola terbaik di dunia. Talenta dan prestasinya tak bisa dinafikan dalam sejarah arena si kulit bundar. Penulis mengatakan ia adalah salah satu sosok pesepak bola revolusioner dengan memuji ideologi sosialisme. “Sosialisme jauh lebih baik ketimbang imperialisme yang di usung amerika serikat” itu lah yang dikatakan Diego Armando Maradona.

Sebuah tulisan sederhana atas apresiasi penulis terhadap sepak terjang Maradona dan sikap kritisnya terhadap imperialisme.


  • Literatur
§  arifhidayatullah.com
        https://www.indosport.com/sepakbola/20161126/terungkap-fidel-castro-pernah-selamatkan-nyawa-     maradona

Senin, 25 Juni 2018

“REFORMA AGRARIA HANYA UTOPIA”



 

   (Nikmat dibaca sambari nyeruput kopi dan ngelepus kretek plus ditemani lagu Virgiawan listanto ujung aspal pondok gede)
   Alhamdulliulaahirabbil'aalamiin. puji syukur saya ucapkan pada Sang maha Agung juga salawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Sang Nabi Akhir Zaman.
   
   terimakasih teruntuk kerabat ku yang budiman, warganet, dan para pegiat madia virtual kiranya telah sudi membaca tulisan ini. semoga hari ini diberi kesehatan lahir dan bathin. amiiiiin...
   setelah beberapa hari, minggu, sampai bulan saya fakum dalam membuat tulisan karena hak untuk membuat tulisan ini dikebiri oleh waktu gawai. saya mencoba kembali merefleksikan jemari untuk membuat tulisan dan menyambangi nalar yang rehat sejenak. Tema tulisan saya kali ini, mengenai Reforma agraria. silahkan di jamah kawan - kawan sekalian......·     
KONFLIK AGRARIA DAN PERAMPASAN RUANG HIDUP
Seperti apa yang kita ketahui, indonesia memiliki luas wilayah sekitar 5.193.250 km2 terdiri atas 17.508 pulau-pulau (invonesia.com), dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan sepertiganya ialah daratan. Namun hal ini tidak bisa di manfaatkan secara baik oleh pemerintah. Justru apa yang telah dicanangkan presiden jokowi dalam nawacitanya yaitu “Reforma Agraria” belum terealisasi akibat masih banyaknya lahan-lahan pertanian dijadakin ladang investasi bagi korporasi. Akibatnya penggusuran secara sepihak dimana-mana, perampasan ruang hidup petani hingga kriminalisasi atas petani dengan dalih pembangunan jadi alat legitimasi pemerintah. Padahal ada undang-undang yang mengatur terkait hal itu.
UUPA  (Undang-Undang Pokok Agraria) yaitu landasan hukum yang mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyat indonesia. UUPA telah di tetapkan oleh Bung Karno pada tanggal 24 september 1960 yang secara bersamaan sebagai peringatan hari tani nasional. Bung karno mengatakan bahwa lahirnya UUPA, Rakyat khususnya petani dapat membebaskan diri dari segala bentuk penghisapan atau penindasan manusia atas manusia dengan alat tanah, sehingga dapat tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.
Konsep Bung karno selaras dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yaitu “bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya, yang penguasaanya ditugaskan kepada negara Republik Indonesia, harus dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Akhir-akhir ini banyak konflik yang melibatkan korporasi dengan para petani akibat penggusuran lahan secara sepihak. Beberapa kasus yang sedang mencuat ialah pembangunan PT Semen Indonesia di rembang, dan pembangunan PLTPB di kawasan hutan Lindung Gunung Slamet, serta kasus pembangunan bandara di desa sukamulya majalengka.
Baru baru ini muncul kasus baru yaitu proyek pembangunan bandara New yogyakarta International Airport, tepatnya di desa kulon progo Yogyakarta. pembangunan yang dilakukan pemerintah jokowi - jk hanya mementingkan pemodal sedangkan mengabaikan kepentingan dan kedaulatan rakyat. Hal ini membuat rakyat geram dan gusar pasalnya jika hal itu terjadi maka akan merenggut ruang hidup mereka yang notabene mayoritas hidup dengan bertani atau bercocok tanam. Keresahan itu memicu rakyat turun kejalan, dikutip dari medeka.com Puluhan massa dari Aliansi Perjuangan Rakyat Tolak Bandara (APRTB) menggelar aksi demonstrasi di depan DPRD DIY, Selasa (16/1). Para peserta demonstrasi ini menuntut pembatalan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

·    -   ALAM YANG TERKIKIS DI NEGERI AGRARIS
Semakin sulitnya nasib petani di indonesia terjadi akibat beberapa faktor, salah satunya ialah ambisi pemerintah yang gencar menggenjot pembangunan di berbagai sektor sehingga abai terhadap nasib petani. Hal ini menjadi dilematis, pasalnya pembangunan infrastruktur menjadi mediator demi pertumbuhan perekonomian yang semakin cepat tetapi disisi lain nasib petani juga sangat penting, terutama dalam menjaga stabilitas pangan di indonesia.
Alam menjadi penopang perekonomian masyarakat indonesia, hampir disetiap daerah terdapat sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk kehidupan mereka. Di tengah pembangunan infrastruktur dan modernisasi yang begitu masif, konflik agraria menimbulkan penggusuran ruang hidup warga daerah karena warga daerah didominasi oleh petani. Pada akhirnya, kepentingan petani selalu dikalahkan oleh kepentingan pemodal (kapital) dan kepentingan sektor lainnya.
Pada dasarnya, pembangunan bertujuan untuk mensejahterakan penduduk. Kerena pembangunan melibatkan lingkungan, maka dampak dari pembangunan terhadap lingkungan begitu besar, baik itu positif maupun negatif. Untuk negara berkembang seperti indonesia yang sangat mengandalkan sektor pertanian, pembangunan bisa dilakukan dengan memperluas lahan pertanian dan meningkatkan kualitas pendukungnya, seperti pupuk maupun saluran irigasi. Manusia harus cermat dalam melakukan pembangunan agar lingkungan sekitar tidak rusak dan mati. Kasus – kasus kerusakan akibat lalainya manusia seperti banjir, longsor, atau air sungai yang telah terkontaminasi limbah, maupun pembakaran dan penebangan liar hutan – hutan, berdampak pada spesies hewan yang semakin berkurang atau punah akibat ruang hidupnya di eksploitasi oleh manusia. Lebih dari pada itu, ada masyarakat sekitar yang menggantungkan hidupnya dari alam yang akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal yang tak luput dari mata kita ialah, banyaknya mafia pertambangan sebagai faktor sentral dari kerusakan alam. Seperti yang kita ketahui, tambang seperti batu bara dapat merusak lingkungan sekitar. Dikutip dari VOA Indonesia, tambang mencakup lebih dari 70 persen wilayah Samarinda, menurut data pemerintah, memaksa desa-desa dan sekolah untuk menjauhi longsoran lumpur yang beracun dan sumber-sumber air yang tercemar. Seorang petani bernama Komari telah tinggal di pinggir kota Samarinda sejak 1985 dan hidup dari menanam padi dan beternak ikan. Namun tambang-tambang batu bara telah meracuni air yang digunakan untuk sawah dan kolamnya, ujarnya.
"Padi ini tumbuh di atas air beracun,” ujar pria berusia 70 tahun itu, yang tinggal di rumah kayu sederhana berkamar satu bersama istrinya.

“Kami masih memakannya tapi sepertinya buruk untuk kami,” ujarnya, menambahkan bahwa air itu membuat kulitnya gatal.
          Kalimantan yang sejatinya terkenal dengan kemewahan ekologinya, seperti hutan – hutan dengan orangutan serta keeksotisan burung – burung langka merupakan habitat yang nyaman untuk mereka. Tapi sekarang, kalimantan mengalami dekadensi akibat kehilangan setengah hutannya akibat eksploitasi yang berlebihan oleh pemodal dan mafia pertambangan yang tak bertanggungjawab. Ini menjadi salah satu peer terbesar dari pemerintah beserta instansi terkait.


   -     Epilog
           Sebagai epilog dari tulisan saya, Reforma agraria adalah salah satu program progresif pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan dan kedaulatan petani pada khususnya. Jangan sampai program seperti ini hanya sebatas formalitas belaka untuk menarik simpatik masyarakat pada ajang kampanye. Kendati demikian Saya pribadi bukan anti pembangunan, saya mendukung jika pemerintah menggenjot sektor pembangunan. tapi jika pembangunan berdampak buruk pada masyarakat sekitar seperti dilahapnya lahan terbuka hijau untuk bercocok tanam dan melanggar hak – hak hidup petani, itu yang harus kita lawan!

semoga tulisan kali ini dapat mencerahkan khasanah pemikiran kengkawan sekalian mohon maaf jika tulisan ini jauh dari kata sempurna. silahkan koreksi jika ada salah kata dan penempatan diksi - diksi. Hatur nuhun..... :)







Literatur :

https://www.voaindonesia.com/a/eksploitasi-batu-bara-rusak-kalimantan/1803156.html

https://www.voaindonesia.com/a/eksploitasi-batu-bara-rusak-kalimantan/1803156.html